JANGAN MEMILIH PEMIMPIN YG BUKAN MUSLIM,JIKA KAU SEORANG ISLAM


Alhamdulilahi rabbil ‘alamin,
Was sholatu wassalamu ‘ala,
Asyrofil ambiyaa iwal mursalin,
Sayyidina wa maulana Muhammadin,
Wa ‘alaa ‘alihi wa shohbihi ajmain.
Ama ba’du


 امتثال الاوامر واجتناب النواهي

Amtithal al awamir wajtinab alna wahi.
Melaksanakan perintahnya dan menjauhi larangannya' AMIIN,,


Allah Swt menguji keimanan umat Islam, apakah mereka benar-benar berimaan kepada Allah Swt dan Al-Quran atau tidak. Mengingat Allah Swt melarang umat Islam untuk memilih pemimpin kafir dalam banyak ayat-ayat Al-Quran. Apakah mereka taat kepada Allah Swt dan peduli agama atau tidak. Sepatutnya, seorang muslim wajib menolak pemimpin kafir, karena ini tuntutan aqidah dan iman. 

 Jika seorang muslim mendukung dan memilih pemimpin kafir, berarti dia telah menentang Allah Swt dan mendustakan ayat-ayat Al-Quran. Akibatnya bisa membatalkan keislamannya dan menjadikannya munafik atau murtad sebagaimana Allah Swt tegaskan dalam Al-Quran. Penyebabnya, karena orang tersebut sebenarnya tidak beriman dengan Allah Swt dan Al-Quran. Dia telah mengingkari dan mendustakan ayat-ayat Al-Quran yang melarang umat Islam menjadikan orang kafir sebagai pemimpin, baik dengan cara mendukung, membela maupun memilihnya. Oleh karena itu, Allah Swt menvonis orang tersebut sebagai orang zalim, munafik dan sesat. Bahkan Allah Swt menjadikannya termasuk golongan orang-orang kafir.

 Sangatlah aneh dan menyimpang, jika ada orang muslim mendukung dan memilih pemimpin kafir. Patut kita pertanyakan kembali keislamannya, apakah benar dia seorang muslim atau bukan? Sepatutnya, seorang muslim itu wajib menjalankan syariat Islam. Seorang muslim tidak boleh menentang Allah swt. Seorang muslim wajib patuh terhadap perintah dan larangan Allah Swt, termasuk larangan menjadikan orang kafir sebagai pemimpin.


Dengan demikian, orang yang dengan sengaja, sadar, atau terang-terangan mendukung, membela dan memilih pemimpin kafir berarti dia telah menentang Allah Swt dan mengkhianati-Nya. Bukan hanya menentang Allah Swt, namun juga dia tidak beriman kepada Allah Swt dan Al-Quran. Maka, sikap atau tindakannya ini bisa membatalkan keislaman dan keimanannya. Dengan kata lain ia munafik atau murtad. Wal ‘iyaazu billah (semoga kita dijauhkan dari hal itu).


APAKAH PANGGILAN ALLAH DI KITAB NYA AL-QUR'AN,
Hai orang- orang yg beriman tentu nya pada urang islam jika engkau benar-benar beriman maka lakukan lah kerjakan lah sebaik-baik mungkin apa perintah allah dan rosulnya dan jauhkan serta tinggalkan larangan nya sesunguh-sunguh nya
Maka bila allah dan rosul nya  melarang memilih pemimpin non muslim, maka jangan pilih dan apa yg allah suruh kerjakan jelas al qur'an hadist melarang jika membantah maka siap-siap menjadi sesat munafik ...KAFIR... apapun alasan mu
Dan inilah panggilan perintah allah di dalam alqur'an dan masih banyak ayat-ayat lainnya

Surat An-Nisa' Ayat 136
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا آمِنُوا بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ وَالْكِتَابِ الَّذِي نَزَّلَ عَلَىٰ رَسُولِهِ وَالْكِتَابِ الَّذِي أَنْزَلَ مِنْ قَبْلُ ۚ وَمَنْ يَكْفُرْ بِاللَّهِ وَمَلَائِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَقَدْ ضَلَّ ضَلَالًا بَعِيدًا


Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan kepada kitab yang Allah turunkan kepada Rasul-Nya serta kitab yang Allah turunkan sebelumnya. Barangsiapa yang kafir kepada Allah, malaikat-malaikat-nya

kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari kemudian, maka sesungguhnya orang itu telah sesat sejauh-jauhnya.


 Surat An-Nisa' Ayat 135
۞ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُونُوا قَوَّامِينَ بِالْقِسْطِ شُهَدَاءَ لِلَّهِ وَلَوْ عَلَىٰ أَنْفُسِكُمْ أَوِ الْوَالِدَيْنِ وَالْأَقْرَبِينَ ۚ إِنْ يَكُنْ غَنِيًّا أَوْ فَقِيرًا فَاللَّهُ أَوْلَىٰ بِهِمَا ۖ فَلَا تَتَّبِعُوا الْهَوَىٰ أَنْ تَعْدِلُوا ۚ وَإِنْ تَلْوُوا أَوْ تُعْرِضُوا فَإِنَّ اللَّهَ كَانَ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرًا


Wahai orang-orang yang beriman, jadilah kamu orang yang benar-benar penegak keadilan, menjadi saksi karena Allah biarpun terhadap dirimu sendiri atau ibu bapa dan kaum kerabatmu. Jika ia kaya ataupun miskin, maka Allah lebih tahu kemaslahatannya

Maka janganlah kamu mengikuti hawa nafsu karena ingin menyimpang dari kebenaran. Dan jika kamu memutar balikkan (kata-kata) atau enggan menjadi saksi, maka sesungguhnya Allah adalah Maha Mengetahui segala apa yang kamu kerjakan.

 
Surat Ali 'Imran Ayat 149
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنْ تُطِيعُوا الَّذِينَ كَفَرُوا يَرُدُّوكُمْ عَلَىٰ أَعْقَابِكُمْ فَتَنْقَلِبُوا خَاسِرِينَ


Hai orang-orang yang beriman, jika kamu mentaati orang-orang yang kafir itu, niscaya mereka mengembalikan kamu ke belakang (kepada kekafiran), lalu jadilah kamu orang-orang yang rugi.


 
Surat As-Saff Ayat 14
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُونُوا أَنْصَارَ اللَّهِ كَمَا قَالَ عِيسَى ابْنُ مَرْيَمَ لِلْحَوَارِيِّينَ مَنْ أَنْصَارِي إِلَى اللَّهِ ۖ قَالَ الْحَوَارِيُّون

َ نَحْنُ أَنْصَارُ اللَّهِ ۖ فَآمَنَتْ طَائِفَةٌ مِنْ بَنِي إِسْرَائِيلَ وَكَفَرَتْ طَائِفَةٌ ۖ فَأَيَّدْنَا الَّذِينَ آمَنُوا عَلَىٰ عَدُوِّهِمْ فَأَصْبَحُوا ظَاهِرِينَ


Hai orang-orang yang beriman, jadilah kamu penolong (agama) Allah sebagaimana Isa ibnu Maryam telah berkata kepada pengikut-pengikutnya yang setia: "Siapakah yang akan menjadi penolong-penolongku (untuk menegakkan agama) Allah?" Pengikut-pengikut yang setia itu berkata: "Kamilah penolong-penolong agama Allah", lalu segolongan dari Bani Israil beriman dan segolongan lain kafir; maka Kami berikan kekuatan kepada orang-orang yang beriman terhadap musuh-musuh mereka, lalu mereka menjadi orang-orang yang menang.


Surat Al-Ma'idah Ayat 57

 يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَتَّخِذُوا الَّذِينَ اتَّخَذُوا دِينَكُمْ هُزُوًا وَلَعِبًا مِنَ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ مِنْ قَبْلِكُمْ وَالْكُفَّارَ أَوْلِيَاءَ ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ 

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil jadi pemimpinmu, orang-orang yang membuat agamamu jadi buah ejekan dan permainan, (yaitu) di antara orang-orang yang telah diberi kitab sebelummu, dan orang-orang yang kafir (orang-orang musyrik). Dan bertakwalah kepada Allah jika kamu betul-betul orang-orang yang beriman.

 
MARI KITA SIMAK DAN BAHAS BAIK-BAIK CAMKAN DAN FAHAM KAN

 Keharusan bara’ (lepas diri) dari orang kafir dan musyrikKalau dirujuk kepada ayat Al-Qur’an, perlu kita baca ayat-ayat yang telah memperingatkan dengan tegas, masalah wala’ (cinta, loyal) dan bara’ (lepas diri, benci).

] تَرَى كَثِيرًا مِنْهُمْ يَتَوَلَّوْنَ الَّذِينَ كَفَرُوا لَبِئْسَ مَا قَدَّمَتْ لَهُمْ أَنْفُسُهُمْ أَنْ سَخِطَ اللَّهُ عَلَيْهِمْ وَفِي الْعَذَابِ هُمْ خَالِدُونَ !وَلَوْ كَانُوا يُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالنَّبِيِّ وَمَا أُنْزِلَ إِلَيْهِ مَا اتَّخَذُوهُمْ أَوْلِيَاءَ وَلَكِنَّ كَثِيرًا مِنْهُمْ فَاسِقُونَ[

“Kamu melihat kebanyakan dari mereka tolong-menolong dengan orang-orang yang kafir (musyrik). Sesungguhnya amat buruklah apa yang mereka sediakan untuk diri mereka, yaitu kemurkaan Allah kepada mereka; dan mereka akan kekal dalam siksaan. Sekiranya mereka beriman kepada Allah, kepada nabi (Musa) dan kepada apa yang diturunkan kepadanya (nabi), niscaya mereka tidak akan mengambil orang-orang musyrikin itu menjadi penolong-penolong, tapi kebanyakan dari mereka adalah orang-orang yang fasik.” (al-Maidah: 80-81)Ibn Taimiyah berkata tentang ayat ini: “penyebutan jumlah syarat mengandung konsekuensi bahwa apabila syarat itu ada, maka yang disyaratkan dengan kata “seandainya” tadi pasti ada, Allah berfirman:

] وَلَوْ كَانُوا يُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالنَّبِيِّ وَمَا أُنْزِلَ إِلَيْهِ مَا اتَّخَذُوهُمْ أَوْلِيَاءَ[

“sekiranya mereka beriman kepada Allah, kepada nabi (Musa) dan kepada apa yang diturunkan kepadanya (nabi), niscaya mereka tidak akan mengambil orang-orang musyrikin itu menjadi penolong-penolong”.I­ni menunjukkan bahwa iman tersebut menolak penobatan orang-orang kafir sebagai wali-wali (para kekasih dan penolong), tidak mungkin iman dan sikap menjadikan mereka sebagai wali-wali bertemu dan bersatu dalam hati. Ini menunjukkan bahwa siapa yang mengangkat mereka sebagai wali-wali, berarti belum melakukan iman yang wajib kepada Allah, nabi dan apa yang diturunkan kepadanya (al-Qur’an)” (Ibn Taimiyah, Kitab al-Iman, 14)

Wala’ dan Bara’ adalah hak Tauhid

Diantara hak tauhid adalah mencintai ahlinya, yaitu para muwahhidin, serta memutuskan hubungan dengan para musuhnya yaitu kaum musyrikin. Allah berfirman:

] إِنَّمَا وَلِيُّكُمُ اللَّهُ وَرَسُولُهُ وَالَّذِينَ ءَامَنُوا الَّذِينَ يُقِيمُونَ الصَّلاَةَ وَيُؤْتُونَ الزَّكَاةَ وَهُمْ رَاكِعُونَ ! وَمَنْ يَتَوَلَّ اللَّهَ وَرَسُولَهُ وَالَّذِينَ ءَامَنُوا فَإِنَّ حِزْبَ اللَّهِ هُمُ الْغَالِبُونَ[

“Sesungguhnya penolong kamu hanyalah Allah, Rasul-Nya, dan orang-orang yang beriman, yang mendirikan shalat dan menunaikan zakat, seraya mereka tunduk (kepada Allah). Dan barangsiapa mengambil Allah, Rasul-Nya dan orang-orang yang beriman menjadi penolongnya, maka sesungguhnya pengikut (agama) Allah itulah yang pasti menang..” (Al-Maidah: 55-56)

] يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا لاَ تَتَّخِذُوا الْيَهُودَ وَالنَّصَارَى أَوْلِيَاءَ بَعْضُهُمْ أَوْلِيَاءُ بَعْضٍ وَمَنْ يَتَوَلَّهُمْ مِنْكُمْ فَإِنَّهُ مِنْهُمْ إِنَّ اللَّهَ لاَ يَهْدِي الْقَوْمَ الظَّالِمِينَ[

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi pemimpin-pemimpin(mu­); sebagian mereka adalah pemimpin sebagian yang lain. Barangsiapa diantara kamu mengambil mereka sebagai pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang zhalim.” (Al-Maidah: 51)

] يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا لاَ تَتَّخِذُوا عَدُوِّي وَعَدُوَّكُمْ أَوْلِيَاءَ تُلْقُونَ إِلَيْهِمْ بِالْمَوَدَّةِ وَقَدْ كَفَرُوا بِمَا جَاءَكُمْ مِنَ الْحَقِّ يُخْرِجُونَ الرَّسُولَ وَإِيَّاكُمْ أَنْ تُؤْمِنُوا بِاللَّهِ رَبِّكُمْ إِنْ كُنْتُمْ خَرَجْتُمْ جِهَادًا فِي سَبِيلِي وَابْتِغَاءَ مَرْضَاتِي تُسِرُّونَ إِلَيْهِمْ بِالْمَوَدَّةِ وَأَنَا أَعْلَمُ بِمَا أَخْفَيْتُمْ وَمَا أَعْلَنْتُمْ وَمَنْ يَفْعَلْهُ مِنْكُمْ فَقَدْ ضَلَّ سَوَاءَ السَّبِيلِ[

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil musuh-Ku dan musuhmu menjadi teman-teman setia yang kamu sampaikan kepada mereka (berita-berita Muhammad), karena rasa kasih sayang; padahal sesungguhnya mereka telah ingkar kepada kebenaran yang datang kepadamu, mereka mengusir Rasul dan (mengusir) kamu karena kamu beriman kepada Allah, Tuhanmu. Jika kamu benar-benar keluar untuk berjihad pada jalan-Ku dan mencari keridhaan-Ku (janganlah kamu berbuat demikian). Kamu memberitahukan secara rahasia (berita-berita Muhammad) kepada mereka, karena rasa kasih sayang. Aku lebih mengetahui apa yang kamu sembunyikan dan apa yang kamu nyatakan. Dan barangsiapa di antara kamu yang melakukannya, maka sesungguhnya dia telah tersesat dari jalan yang lurus. “ (Al-Mumtahanah: 1)

Ayat-ayat tersebut menjelaskan tentang wajibnya loyalitas kepada orang-orang mukmin dan memusuhi orang-orang kafir.

لاَ تَجِدُ قَوْمًا يُؤْمِنُونَ بِاللهِ وَالْيَوْمِ الآْخِرِ يُوَادُّونَ مَنْ حَادَّ اللهَِ وَرَسُولَهُ وَلَوْ كَانُوا ءَابَاءَهُمْ أَوْ أَبْنَاءَهُمْ أَوْ إِخْوَانَهُمْ أَوْ عَشِيرَتَهُمْ

“Kamu tidak akan mendapati sesuatu kaum yang beriman kepada Allah dan hari akhirat, saling berkasih sayang dengan orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya, sekalipun orang-orang itu bapak-bapak, atau anak-anak atau saudara-saudara ataupun keluarga mereka. “ (Al-Mujadilah : 22). 


MUSLIM YANG MEMILIH PEMIMPIN KAFIR

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi pemimpin bagimu, sebagian mereka adalah pemimpin bagi sebagian yang lain. Barangsiapa di antara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zhalim.” (QS. Al-Maidah [5]: 51)




Setelah sebelumnya dijelaskan mengenai hukum memilih pemimpin kafir pada artikel Haram Menjadikan Orang Kafir Sebagai Pemimpin. Sekarang penulis akan menjelaskan tentang orang-orang yang tetap ngotot memilih pemimpin Kafir dengan berbagai dalih mereka. Ya, memang mengherankan walaupun banyak sekali dalil baik dari Al-Quran maupun As-Sunnah yang menjelaskan mengenai haramnya memilih pemimpin kafir tapi tetap saja segelintir muslim ‘KTP’ masih ngotot tetap membolehkan bahkan mengkampanyekan untuk memilih pemimpin kafir, khususnya yang sekarang sedang ramai yaitu Pilkada Jakarta yang kita semua tahu bahwa calon gubernur inkumben adalah seorang yang jelas Kafir, bahkan tidak segan si Kafir itu mengolok-olok ayat Al-Quran dan Ulama dengan mengatakan ‘Jangan mau dibodoh-bodohi dengan Al-Maidah ayat 51’.

Kembali ke masalah orang-orang yang memilih pemimpin kafir. Setelah mencuat kasus penistaan agama oleh si Kafir dengan mengolok-olok ayat Al-Quran dan Ulama. Maka munculah jongos-jongosnya yang membelanya mati-matian ‘panutannya’ yang ironinya mereka mengaku sebagai seorang Muslim, mereka bahkan membawa bendera Islam, bahkan ada yang sampai membela habis-habisan hingga akhirnya dia pun menghina para Ulama dalam hal ini adalah Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan menyatakan pernyataan yang sangat bodoh yaitu menyatakan bahwa Al-Quran itu mutitafsir dan yang paling berhak menafsirkan Al-Quran adalah Allah dan Rasul-Nya, bukan Ulama. Semoga Allah subhanahu wa ta’ala mengampuni dosanya dan memberinya hidayah.

Lalu apa yang difirmankan oleh Allah subhanahu wa ta’ala mengenai orang-orang seperti ini? Yaitu orang-orang yang mengaku Muslim tapi justru loyal kepada mereka orang-orang Kafir dan menjadikan mereka sebagai pemimpin dan teman setia?

1. Kafir

Orang yang memilih pemimpin kafir ya orang-orang kafir itu sendiri. Mereka akan loyal kepada saudaranya mereka yang jelas memiliki tujuan untuk menghancurkan umat Islam. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَتَّخِذُوا الْيَهُودَ وَالنَّصَارَى أَوْلِيَاءَ بَعْضُهُمْ أَوْلِيَاءُ بَعْضٍ وَمَنْ يَتَوَلَّهُمْ مِنْكُمْ فَإِنَّهُ مِنْهُمْ إِنَّ اللَّهَ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الظَّالِمِينَ

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi pemimpin bagimu, sebagian mereka adalah pemimpin bagi sebagian yang lain. Barangsiapa di antara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zhalim.” (QS. Al-Maidah [5]: 51)

Simaklah firman Allah subhanahu wa ta’ala di atas, ayat diatas sangat jelas melarang seorang Muslim untuk memilih pemimpin kafir. Pada ayat tersebut menggunakan kata ‘أَوْلِيَاءَ’ yang merupakan bentuk jamak dari kata ‘ولي’ yang memiliki banyak makna, namun pada ayat ini maknanya berarti pemimpin. Dalam ayat diatas pun dikatakan ‘وَمَنْ يَتَوَلَّهُمْ مِنْكُمْ فَإِنَّهُ مِنْهُمْ’ ‘Barangsiapa di antara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka’ Sangat jelas sekali, jika seseorang memilih pemimpin kafir maka dia juga adalah kafir. Bahkan Allah subhanahu wa ta’ala mengancam akan menghilangan petunjuk atau hidayah-Nya bagi orang tersebut. Lalu masih maukah saudara-saudara kita yang masih mengaku Muslim tetap ngotot memilih si Kafir menjadi pemimpin? Ingat ancamannya sangat berat ayaitu batal keislamannya atau menjadi Kafir!

2. Munafik

Secara bahasa, kata Munafik berasal dari kata ‘نَفَقَ’, ‘نِفَاقًا’ yang mengandung arti mengadakan, mengambil bagian dalam, membicarakan sesuatu yang dalam pandangan keagamaan. Pengakuannya dari satu orang berbeda-beda dengan yang lainnya. Adapun dalam pengertian syara’, Munafik adalah orang yang lahirnya beriman padahal hatinya kufur. Dan orang-orang yang mengaku Muslim akan tetapi memilih pemimpin Kafir maka dia termasuk ke dalam golongan ini. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:

بَشِّرِ الْمُنَافِقِينَ بِأَنَّ لَهُمْ عَذَابًا أَلِيمًا الَّذِينَ يَتَّخِذُونَ الْكَافِرِينَ أَوْلِيَاءَ مِنْ دُونِ الْمُؤْمِنِينَ أَيَبْتَغُونَ عِنْدَهُمُ الْعِزَّةَ فَإِنَّ الْعِزَّةَ لِلَّهِ جَمِيعًا وَقَدْ نَزَّلَ عَلَيْكُمْ فِي الْكِتَابِ أَنْ إِذَا سَمِعْتُمْ آيَاتِ اللَّهِ يُكْفَرُ بِهَا وَيُسْتَهْزَأُ بِهَا فَلَا تَقْعُدُوا مَعَهُمْ حَتَّى يَخُوضُوا فِي حَدِيثٍ غَيْرِهِ إِنَّكُمْ إِذًا مِثْلُهُمْ إِنَّ اللَّهَ جَامِعُ الْمُنَافِقِينَ وَالْكَافِرِينَ فِي جَهَنَّمَ جَمِيعًا

“Kabarkanlah kepada orang-orang munafik bahwa mereka akan mendapat siksaan yang pedih, (yaitu) orang-orang yang menjadikan orang-orang kafir sebagai pemimpin dengan meninggalkan orang-orang mukmin. Apakah mereka mencari kekuatan di sisi orang kafir itu? Maka sesungguhnya semua kekuatan kepunyaan Allah. Dan sungguh Allah telah menurunkan kekuatan kepada kamu di dalam Al-Quran bahwa apabila kamu mendengar ayat-ayat Allah diingkari dan diperolok-olokkan (oleh orang-orang kafir), maka janganlah kamu duduk beserta mereka, sehingga mereka memasuki pembicaraan yang lain. Karena sesungguhnya (kalau kamu berbuat demikian), tentulah kamu serupa dengan mereka. Sesungguhnya Allah akan mengumpulkan semua orang-orang munafik dan orang-orang kafir di dalam neraka Jahannam. (QS. An-Nisa’[4] : 138-140)

Perhatikanlah ancaman Allah subhanahu wa ta’ala pada ayat ke-140, Allah ta’ala berfirman ‘إِنَّ اللَّهَ جَامِعُ الْمُنَافِقِينَ وَالْكَافِرِينَ فِي جَهَنَّمَ جَمِيعًا’ yang bermakna ‘Sesungguhnya Allah akan mengumpulkan semua orang-orang munafik dan orang-orang kafir di dalam neraka Jahannam’. Lalu masihkan saudara-saudara kita yang tetap ngotot memilih si Kafir tetap berada dalam pendiriannya setelah melihat ancaman ini?

3. Zhalim

Zhalim bermakna meletakkan sesuatu perkara bukan pada tempatnya. Maksudnya adalah seseorang yang zhalim telah melampaui batas terhadap dirinya sendiri karena menempatkan hal yang sudah ditetapkan Allah subhanahu wa ta’ala dalam syari’atnya bukan pada tempatnya yaitu dengan melanggarnya. Orang-orang yang menjadikan seorang Kafir sebagai pemimpin, maka dia termasuk dalam golongan ini. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَتَّخِذُوا آبَاءَكُمْ وَإِخْوَانَكُمْ أَوْلِيَاءَ إِنِ اسْتَحَبُّوا الْكُفْرَ عَلَى الْإِيمَانِ وَمَنْ يَتَوَلَّهُمْ مِنْكُمْ فَأُولَٰئِكَ هُمُ الظَّالِمُونَ

“Hai orang-orang beriman, janganlah kamu jadikan bapa-bapa dan saudara-saudaramu menjadi pemimpin(mu), jika mereka lebih mengutamakan kekafiran atas keimanan dan siapa di antara kamu yang menjadikan mereka pemimpin, maka mereka itulah orang-orang yang zhalim.” (QS. At-Taubah [9] : 23)

Dalam ayat diatas, kata ‘أَوْلِيَاءَ’ memiliki makna Teman Setia juga bisa memiliki makna Pemimpin. Ayat ini diturunkan berkenaan dengan orang-orang yang tidak turut berhijrah karena alasan keluarga dan usaha perdagangannya yang tidak dapat ditinggalkan. Mereka lebih mencintai harta-harta dan dunianya dan lebih loyalitas terhadap orang-orang Kafir. Padahal Allah subhanahu wa ta'ala memerintahkan kepada orang-orang yang beriman agar memiliki sikap yang berbeda dengan orang-orang kafir, sekalipun mereka adalah bapak-bapak dan anak-anaknya. Dan Allah subhanahu wa ta’ala melarang orang-orang mukmin menjadikan mereka yaitu orang-orang Kafir sebagai pemimpin.

4. Fasik

Fasik secara bahasa dalam dialek masyarakat Arab adalah ‘الخروجُ عن الشيء’ yang artinya keluar dari sesuatu. Karena itu, tikus gurun dinamakan fuwaisiqah (فُوَيْسِقة) karena dia sering keluar dari tempat persembunyiannya. Sedangkan definifi fasik secara istilah adalah orang yang keluar dari ketaatan kepada Allah dan rasul-Nya. Seorang yang mengaku Muslim namun tidak mengindahkan perintah Allah dan Rasul-Nya adalah orang fasik, dalam hal ini maka seseorang yang memilih dan menjadikan seorang Kafir sebagai pemimpin termasuk orang fasik karena telah melanggar dan keluar dari ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya, padahal banyak sekali dalil yang menjelaskan hal ini. Bahkan ulama pun sudah berijma’ akan keharamannya. Hal ini pun semakin ditegaskan lagi dalam Al-Quran, sebagaimana firman Allah subhanahu wa ta’ala:

تَرَى كَثِيرًا مِنْهُمْ يَتَوَلَّوْنَ الَّذِينَ كَفَرُوا لَبِئْسَ مَا قَدَّمَتْ لَهُمْ أَنْفُسُهُمْ أَنْ سَخِطَ اللَّهُ عَلَيْهِمْ وَفِي الْعَذَابِ هُمْ خَالِدُونَ وَلَوْ كَانُوا يُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالنَّبِيِّ وَمَا أُنْزِلَ إِلَيْهِ مَا اتَّخَذُوهُمْ أَوْلِيَاءَ وَلَكِنَّ كَثِيرًا مِنْهُمْ فَاسِقُونَ

“Kamu melihat banyak di antara mereka tolong menolong dengan orang-orang kafir. Sungguh, sangat buruk apa yang mereka siapkan untuk diri mereka sendiri, yaitu kemurkaan Allah, dan mereka akan kekal dalam azab. Sekiranya mereka beriman kepada Allah, kepada Nabi (Musa) dan kepada apa yang diturunkan kepadanya (Nabi), niscaya mereka tidak akan mengambil orang-orang musyrikin itu menjadi pemimpin, tapi kebanyakan dari mereka adalah orang-orang yang fasik.” (QS. Al-Maidah [5] : 81)


Ayat diatas berkenaan dengan kefasikan kaum Bani Israil karena telah menjadikan orang-orang Musyrik sebagai Pemimpin. Allah subhanahu wa ta’ala telah melaknat perbuatan mereka dan Dia menjanjikan kepada mereka keburukan yaitu kemurkaan Allah dan azab neraka yang kekal. Lalu, masih beranikah para kacung si Kafir tetap keukeuh dengan pendiriannya untuk memilih serta mendukung si Kafir? Tak takutkah mereka dengan azab Allah subhanahu wa ta’ala? Tak takutkah mereka termasuk dalam 4 golongan diatas? Semoga Allah subhanahu wa ta’ala memberikan hidayah kepada saudara-saudara kita yang hatinya masih dibutakan dengan hawa nafsu dan kejahilan. Amiin.Wallahu a’lam . Semoga Bermanfaat.
 
jika al-qur'an dan hadits telah mengatakan secara jelas , serta ulama' telah sepakat adanya maka yg mengingkarinya....KAFIR.... DAN bertobatlah...




jika salah mohon di maafkan di maklumi dan diluruSkan      semoga agama islam berjaya
                                                                                                   
Rano AL-madY AL-Kundi

Komentar

Postingan populer dari blog ini

BELAJAR TANPA GURU' GURUNYA SYAITHAN

ANAK MENINGGAL SEBELUM BALIGH DAN KE IKHLASAN ORG TUA NYA

''HARAM KAH PERMAIN GAPLE,REMI CATUR DAN SEJENIS MEREKA''