TENTANG PEPATAH AIR DAN MINYAK TIDAK BERCAMPUR






TENTANG PEPATAH MINYAK DAN AIR DALAM URUSAN BER'IBADAH

Wahai saudariku janganlah melelahkan dirimu dahulu dengan banyak melakukan amal perbuatan, karena banyak sekali orang yang melakukan perbuatan, sedangkan amal tersebut sama sekali tidak memberikan apa-apa kecuali kelelahan di dunia dan dan siksa di akhirat. Oleh karena itu sebelum melangkah untuk melakukan amal perbuatan, kita harus mengetahui syarat diterimanya amal tersebut, dengan harapan amal kita bisa diterima di sisi Allah subhanahu wa ta’ala. Di dalam masalah ini ada tiga syarat penting lagi agung yang perlu diketahui oleh setiap hamba yang beramal, jika tidak demikian, maka amal terebut tidak akan diterima benarkah...
                                             MARI KITA BAHAS

MANUSIA SERING BERKATA MINYAK DAN AIR TIDAK BERCAMPUR,
'BENAR KALAU ITU MINYAK DAN AIR,

TAPI KALAU AMAL KEBAIKAN DG AMAL KEBURUKAN JELAS BERBEDA,
ADA PEPATAH ORANG MELAYU (SAYA PUN ORG MELAYU)RUSAK GULAI SEBELANGA' KARNA TERONG SEIRIS, ATAU YG UMUMNYA  KITA INDONESIA, RUSAK SUSU SEGELAS KARNA NILA SETITIK ,KUARANG LEBIHNYA, JELAS ANTARA DUA PEPETAH  DI ATAS ITU BERBEDA,PEPATAH DI ATAS MENGATAKAN PERBUATAN BURUK NYA SEAKAN TAK MENGANGGU PERBUATAN BAIKNYA, SEDANGKAN PEPATAH KEDUA JELAS RUSAK 10 KEBAIKAN OLEH SATU KEBURUKAN'

Manakala beramal dengan berbagai jenisnya, seorang Muslim sangat berharap agar seluruh amalannya diterima oleh Allâh Azza wa Jalla . Hal ini didorong oleh kesadarannya untuk menjadikan seluruh hidupnya di dunia ini sebagai kesempatan memperbanyak kebaikan di sisi Allâh Azza wa Jalla.

Namun perlu diketahui, sesungguhnya limpahan pahala yang Allâh Subhanahu wa Ta’ala janjikan hanyalah akan didapatkan bagi orang yang melakukan amalan dengan ikhlas,penuh takut dan berharap pahala dari-Nya Subhanahu wa Ta’ala. Ibnul Qayyim rahimahullah berkata, “Sesungguhnya setiap amalan memiliki motivasi dan tujuan. Sebuah amalan tidaklah terhitung sebagai ketaatan kecuali jika didasari dengan keimanan, yakni bukan hanya terdorong oleh sekedar rutinitas (kebiasaan), hawa nafsu, atau mencari pujian semata. Motivasinya harus iman dan tujuannya adalah menggapai ridha dan pahala dari Allâh Subhanahu wa Ta’ala. Karenanya, Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam menyandingkan keimanan dan harapan pahala dalam banyak hadits

SEBUAH KEKHAWATIRAN YANG BERALASAN
Allâh Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

وَالَّذِينَ يُؤْتُونَ مَا آتَوْا وَقُلُوبُهُمْ وَجِلَةٌ أَنَّهُمْ إِلَىٰ رَبِّهِمْ رَاجِعُونَ

Dan orang-orang yang memberikan apa yang telah mereka berikan, dengan hati yang takut. (Mereka menyadari bahwa) sesungguhnya mereka akan kembali kepada Rabb mereka [al-Mukminûn/23:60]

  
BUKAN ALLAH SWT TELAH BERFIRMAN
Allah juga berfirman.

وَقَدِمْنَا إِلَى مَا عَمِلُوا مِنْ عَمَلٍ فَجَعَلْنَاهُ هَبَاءً مَنْثُورًا

” Dan Kami hadapi segala amal yang mereka kerjakan, lalu Kami jadikan amal itu (bagaikan) debu yang beterbangan”. (Al-Furqan : 23)
 
ayat ini  berkaitan dg org melakukan amal diluar as sunnah rosul saw,berati sama dg org yg mencampur adukan kebaikan dg keburukan ia melakukan dosa, tapi tetap sholat kewajiban sholatnya tidak gugur tapi amal sholatnya gugur jadi kalu amal sholat gugur ibarat bekerja tidak mendapat upah

Allah berfirman:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَلَا تُبْطِلُوا أَعْمَالَكُمْ

Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul dan janganlah kamu merusakkan amal-amalmu.( muhammad 33

Berkata Ibnu ‘Umar:

Kami sekelompok shahabat Rasuulullaah (shallallaahu ‘alayhi wa sallam) mengira bahwa tidak ada sedikitpun kebaikan, kecuali PASTI DITERIMA (ALLAH). Hingga turunlah ayat (diatas)

(Diriwayatkan Ibnul Mubaarak; dikutip dari Tafsir IBnu Katsiir)

2. Berkata Abul ‘Aaliyah:

Dahulu shahabat-shahabat nabi shallallaahu ‘alayhi wa sallam, menganggap bahwa dosa-dosa tidaklah memudharatkan LAA ILAAHA ILALLAH, sebagaimana amalan (shalih) tidaklah memberikan manfa’at terhadap kesyirikan. Maka turunlah ayat (diatas); sehingga mereka pun TAKUT jangan sampai perbuatan dosa dapat merusak amal.
 (Diriwayatkan Imam Mawarzi dalam Ta’zhim qadr Ash Shalat

 ‎[3] Berkata Qatadah:


Barangsiapa yang mampu diantara kalian untuk tidak merusak amal-amal shalih kalian dengan amalan-amalan jelek, maka lakukanlah!

wa laa hawla wa laa quwwata illa billaah

(tidak ada daya upaya kita untuk dapat tetap mengamalkan amalan ketaatan, dan menjauhi amalan keburukan; melainkan dengan (pertolongan) Allah);

Sesungguhnya kebaikan, dapat menghapuskan keburukan; dan sesungguhnya keburukan dapat menghapuskan kebaikan.

(Lihat Tafsir ath Thabariy)

1. FAIDAH

Diantara pelajaran penting ayat diatas, yang dapat kita petik dari sikap para shahabat adalah: “janganlah kita merasa bahwa Allah telah menerima amalan kita (sedangkan kita tidak tahu secara pasti hal tersebut)” yang akibat anggapan tersebut (merasa amalan kita sudah banyak, dan kita menjadi takabbur dan ujub karenanya), menjadikan kita bermudah-mudahan terhadap dosa, sekecil apapun itu.

Sesungguhnya Allah berfirman:

أَيَوَدُّ أَحَدُكُمْ أَن تَكُونَ لَهُ جَنَّةٌ مِّن نَّخِيلٍ وَأَعْنَابٍ تَجْرِي مِن تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ لَهُ فِيهَا مِن كُلِّ الثَّمَرَاتِ وَأَصَابَهُ الْكِبَرُ وَلَهُ ذُرِّيَّةٌ ضُعَفَاءُ فَأَصَابَهَا إِعْصَارٌ فِيهِ نَارٌ فَاحْتَرَقَتْ ۗ كَذَٰلِكَ يُبَيِّنُ اللَّهُ لَكُمُ الْآيَاتِ لَعَلَّكُمْ تَتَفَكَّرُونَ

Apakah ada salah seorang di antaramu yang ingin mempunyai kebun kurma dan anggur yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; dia mempunyai dalam kebun itu segala macam buah-buahan, kemudian datanglah masa tua pada orang itu sedang dia mempunyai keturunan yang masih kecil-kecil. Maka kebun itu ditiup angin keras yang mengandung api, lalu terbakarlah. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepada kamu supaya kamu memikirkannya.

(al Baqarah: 266)

Umar radhiyallahu ‘anhu menanyakan kepada para shahabat tentang tafsir ayat diatas…

Ibnu Abbas menjawabnya:

“yakni perumpamaan orang yang RAJIN beramal dengan ketaatan kepada Allah, lalu Allah mengirimkan syaithan padanya [kemudian ia mengikuti jejak langkah syaithan tersebut], lalu dia banyak bermaksiat sehingga amal-amalnya terhapus”

[lihat: Fathul Baari (VII/49); al-Bukhariy (4538)]

Ibn Katsir menafsirkan ayat diatas:

Hadits diatas sudah cukup menafsirkan ayat ini, yakni menjelaskan perumpamaan orang yang melakukan sebaik-baik amal pada permulaan hidupnya, kemudian setelah itu jalan hidupnya berbalik, dia mengganti kebaikan dengan berbagai keburukan – semoga Allah memberikan kepada kita perlindungan darinya – sehingga terhapuslah amal perbuatannya yang dahulu ia lakukan berupa amal shalih oleh perbuatan kedua…dinukil dari shahiih tafsir ibn katsiir (II/41)]

 Juga sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam:

لَأَعْلَمَنَّ أَقْوَامًا مِنْ أُمَّتِي يَأْتُونَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِحَسَنَاتٍ أَمْثَالِ جِبَالِ تِهَامَةَ بِيضًا فَيَجْعَلُهَا اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ هَبَاءً مَنْثُورًا

Aku benar-benar melihat diantara umatku pada hari Kiamat nanti, ada yang datang dengan membawa kebaikan sebesar gunung di Tihamah yang putih, lalu Allah menjadikannya seperti kapas berterbangan…

Tsauban bertanya, Ya Rasulullah, jelaskan kepada kami siapa mereka itu agar kami tidak seperti mereka sementara kami tidak mengetahui!

Beliau bersabda,

أَمَا إِنَّهُمْ إِخْوَانُكُمْ وَمِنْ جِلْدَتِكُمْ وَيَأْخُذُونَ مِنْ اللَّيْلِ كَمَا تَأْخُذُونَ وَلَكِنَّهُمْ أَقْوَامٌ إِذَا خَلَوْا بِمَحَارِمِ اللَّهِ انْتَهَكُوهَا

Mereka adalah saudara-saudara kalian dan sebangsa dengan kalian, mereka juga bangun malam seperti kalian, akan tetapi apabila mendapat kesempatan untuk berbuat dosa, mereka melakukannya

(HR. Ibnu Majah, disahihkan oleh Syaikh Al-Bany dalam Silsilatul Ahaadits Shahihah No,505)




(1)Pertama, Iman Kepada Allah dengan Men-tauhid-Nya

إِنَّ الَّذِينَ ءَامَنُواْ وَعَمِلُواْ الصَّـلِحَاتِ كَانَتْ لَهُمْ جَنَّـتُ الْفِرْدَوْسِ نُزُلاً

“Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal sholeh, bagi mereka adalah surga Firdaus menjadi tempat tinggal.”(QS. Al- Kahfi:107)

Tempat masuknya orang-orang kafir adalah neraka jahannam, sedangkan surga firdaus bagi mereka orang-orang yang mukmin, namun ada 2 syarat seseorang bisa memasuki surga firdaus tersebut yaitu:

1. Iman

Aqidah Islam dasarnya adalah iman kepada Allah, iman kepada para malaikat-Nya, iman kepada kitab-kitab-Nya, iman kepada para rasul-Nya, iman kepada hari akhir, dan iman kepada takdir yang baik dan yang buruk. Dasar-dasar ini telah ditunjukkan oleh kitabullah dan sunnah rasul-Nya

Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda dalam sunnahnya sebagai jawaban terhadap pertanyaan malaikat Jibril ketika bertanya tentang iman:

“Iman adalah engkau mengimani Allah, para malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, para rasul-Nya, hari kemudian, dan mengimani takdir yang baik dan yang buruk.” (HR Muslim)

2. Amal Shalih

Yaitu mencakup ikhlas karena Allah dan sesuai dengan yang diperintahkan dalam syariat Allah.

…إِنَّا أَنْزَلْنَا إِلَيْكَ الْكِتَابَ بِالْحَقِّ فَاعْبُدِ اللَّهَ مُخْلِصًا لَهُ الدِّينَ (2) أَلَا لِلَّهِ الدِّينُ الْخَالِصُ

“Sesungguhnya Kami menurunkan kepadamu Kitab (Al-Qur’an) dengan (membawa) kebenaran. Maka sembahlah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya. Ingatlah, hanya kepunyaan Allah-lah agamya yang bersih (dari syirik).” (Az-Zumar: 2-3)

الَّذِي خَلَقَ سَبْعَ سَمَوَاتٍ طِبَاقًا مَا تَرَى فِي خَلْقِ الرَّحْمَنِ مِنْ تَفَاوُتٍ فَارْجِعِ الْبَصَرَ هَلْ تَرَى مِنْ فُطُورٍ

“Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kalian, siapa di antara kalian yang lebih baik amalnya.” (All-Mulk : 2)

''iman kepada allah ''
seorang ulama al faqih nashr bin muhammad bin ibrahim as samaqandiy ,pengarang kitab tanbihul ghafilin org  org yg beriman pasti akan takut kepada allah,  dan tidak akan melakukan dosa dg sengaja
bearti kalau org yg melakukan maksiat nyata mencuri zina,membunuh, menipu dsb dg sengaja walaupun dia sholat  puasa dll tapi jelas diragukan,bearti dia belum ikhlas dalam beramalnya jika ibadah belum ikhlas iman di ragukan tentu amala tertolak walupun ia melakukan kebaikan ibarat bekrja  tidak mendapat upah, kecuali bertobat sebelum wafat


Al-Fudhail berkata: “Maksud yang lebih baik amalnya dalam ayat ini adalah yang paling ikhlas dan paling benar.” (Tafsir al-Baghawi, 8:176)
 
 Ikhlas karena Allah

Mungkin kita sudah sering mendengar kata ini, seringkali kita dengar di ceramah-ceramah, namun kita tidak mengetahui makna dari ikhlas tersebut. Ikhlas yg dimaksud dalam masalah ini  membersihkan segala kotoran di dalam beribadah kepada allah dari segi apapun dan mencari ridhonya


Allah juga berfirman:

وَمَنْ أَحْسَنُ دِينًا مِمَّنْ أَسْلَمَ وَجْهَهُ لِلَّهِ وَهُوَ مُحْسِنٌ

“Artinya : Dan sipakah yang lebih baik agamanya daripada orang yang ikhlas menyerahkan dirinya kepada Allah, sedang dia pun mengerjakan kebaikan?” (An-Nisa’ :125)

 Menyerahkan diri kepada Allah artinya memurnikan tujuan dan amal karena Allah. Sedangkan mengerjakan kebaikan ialah mengikuti Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan sunnah beliau.

bearti mengerjakan amal kebaikan   dg segala perintahnya dan sunnah rosul dg tidak mencampur adukan kebaikan dg keburukan sebagaimana jauhkan larangannya kerjakan perintahnya

 Sesuai dengan Ajaran Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam


Dasar dari setiap amal adalah ikhlas dalam beramal dan jujur dalam batinnya sehingga tidak terbesit di dalam pikirannya hal-hal yang merusak amal tersebut, karena segala saesuatu hal yang kita kerjakan harus dilandasi perkara ikhlas serta ridhonya. Namun, apakah hanya dengan ikhlas saja, amal kita sudah diterima oleh Allah

dalam beibadah yaitu harus sesuai dengan tuntunan yang diajarkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. shallallahu ‘alaihi wa sallam, sehingga tidak  terjerumus kedalam keburukan 

 Dari Ummul Mu’minin, Ummu Abdillah, Aisyah radhiallahuanha dia berkata : Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam bersabda:


مَنْ أَحْدَثَ فِي أَمْرِنَا هَذَا مَا لَيْسَ مِنْهُ فَهُوَ رَدٌّ

“Siapa yang mengada-ada dalam urusan (agama) kami ini yang bukan (berasal) darinya), maka dia tertolak.” (HR. Bukhari dan Muslim)
,hadits ini banyak kesimpulannya dan tujuannya, namun sya ambil satu karna membahas satu hal ini, bearti bila ada org beranggap perbuatan maksiatnya tidak merusak/menganggu amal ibadah kebaikannya bearti ia termasuk yg mengada-ngada sebuah urusan agamanya kedalam kesalahanya bearti mencampur adukan dan dia belum punya ke ikhlasan dan imannya di pertanyakan


jika Setiap perbuatan ibadah yang tidak bersandar pada dalil yang syar’i yaitu yang bersumber dari Al-Qur’an dan As Sunnah   tidak dg ikhlas, tidak dg keimanan  maka tertolaklah amalannya. Oleh karena itu amalan,perbuatan yang tidak dicontohkan oleh Rasulullah shallallaahu ‘alahi wa sallam merupakan amalan yang sangat buruk dan merupakan salah satu dosa besar, semakin melakukan maksiat maka semakin gelap hati nya dan akan sllu berkurang imannya dan seterusnya

ada sebagian org berkata itu rahasia allah,minyak air tidak bercampur maksud tujuan nya berkata demikian ialah walaupun  mabuk ,zina, mencuri, membunuh , allah akan hitung amal baik ,adan buruk nya ya benar kalau menghitung timbangan, tapi satu keburukan misal 1 mendatangi perdukunan untuk minta petuah dusta2nya 40 hari tertolak amal sholatnya jadi kalau sehari dia melakukan keburukan sekian ditimbang dg amalnya jelas nol, tapi kalo kita itung dg iman dan ke ikhlas org yg mencampur adukan amalan dg keburukan dg segaja jelas dia bukan yg ikhlas atau beriman sepenuhnya

 Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda

, “Sungguh aku mengetahui banyak di kalangan umatku yang akan datang pada hari Kiamat nanti dengan berbekal kebaikan sebanyak gunung-gunung Tihâmah, namun Allâh menjadikannya bagaikan debu yang beterbangan”. Tsauban bertanya, “Wahai Rasûlullâh,, tunjukkan kepada kami sifat mereka”! Jelaskan kepada kami siapa mereka, agar kami tidak menjadi seperti mereka tanpa kami sadari”. Lantas Rasûlullâh menjawab, “Sesungguhnya mereka adalah saudara-saudara kalian, dari jenis kalian, mereka melakukan shalat tahajud sebagaimana yang kalian lakukan, namun mereka adalah orang-orang yang apabila berada dalam kesendirian, mereka melanggar batasan keharaman-keharaman Allâh (berbuat maksiat,

Pecandu Khamer (Minuman Keras).
Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
 “Barangsiapa minum khamer, tidak diterima shalatnya empat puluh hari, jika dia bertaubat maka Allâh Subhanahu wa Ta’ala akan mengampuninya. Jika dia mengulanginya, tidaklah diterima shalatnya empat puluh hari, jika dia bertaubat maka Allâh Subhanahu wa Ta’ala akan mengampuninya. Jika dia mengulanginya tidaklah diterima shalatnya empat puluh hari, jika dia bertaubat maka Allâh Subhanahu wa Ta’ala akan mengampuninya. Jika dia mengulangi lagi ke empat kalinya tidaklah Allâh Subhanahu wa Ta’ala menerima shalatnya empat puluh hari, jika dia bertaubat Allâh Subhanahu wa Ta’ala tidak menerima taubatnya, dan kelak Allâh Subhanahu wa Ta’ala akan memberikannya minum dari sungai khabal”. Wahai Abu ‘Abdirrahmân, apa itu sungai khabal? Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Sungai (berisi) nanah penduduk neraka”.


Semoga Allâh Azza wa Jalla senantiasa menggugah hati kita untuk mewaspadai segala hal yang akan menggugurkan amalan kita atau mengurangi keberkahann

 Namu sebagai seorang muslim jangan kau tinggal keawjiban mu walau dalam kegelapan karna kewajiban tidak gugur atas mu, jika kau telah bertobat maka amal mu akan allah angkat kembali, setelah bertobat baru kita menyerahlkan dosa2 lama kita pada allah dg rahsianya antra di ampuninya atau tidak karna allah maha pengampun bagi setiapa hambanya dan maha menerima tobat , jadi kau tidak perlu menghadha'( mengkhodo')  sholat lama mu walau dalam masa kejahilanmu dulu juga puasamu karna telah menjadi rahsia allah dan allah akan hapus dosa yg bersangkutan langsung dg nya jika sunguh2 telah tobatterkecuali dosa2 yg bersangkutan dg sesama  namun jadi rahasia allah yg tidak kita ketahui,,


uaraiannya bahwa hati-hati tertolak  amal oleh perbuatan dosa, karna org yg berbuat dosa rahmat nya akan di cabut allah, hatinya semakin gelap iman nya semakin terkikis,andaipun diperbanding hitungan 1000 kebaikan akan hancur rusak oleh 100 keburukan karna 1x dosa zina baru tertutup oleh sholat 40 tahun jika perbandingannya
dan masih qur'an hadist yg membahas masalah ini tak mungkin sudah di uaraikan semua dan kita kutip sedikit bayangan sebagai contoh semoga bermanfaat,setidak semalas-malas kita, dalam beribadah ambil sebuah pepatah

JIKA MALAS BER'IBADAH JANGAN JUGA LAKUKAN KEBURUKAN, KEJAHATAN,KEMASIATAN, WALAUPUN TIDAK ADA AMALAN SETIDAK NYA TIDAK ADA JUGA DOSA MUTLAK PERBUATAN YG BESAR

 Semoga Allâh Azza wa Jalla senantiasa menggugah hati kita untuk mewaspadai segala hal yang akan menggugurkan amalan kita atau mengurangi keberkahannya.




                                                                                                 
Rano AL-madY AL-Kundi

Komentar

Postingan populer dari blog ini

BELAJAR TANPA GURU' GURUNYA SYAITHAN

ANAK MENINGGAL SEBELUM BALIGH DAN KE IKHLASAN ORG TUA NYA

''HARAM KAH PERMAIN GAPLE,REMI CATUR DAN SEJENIS MEREKA''